Penjelasan Singkat Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Institut Kesenian Jakarta (IKJ) adalah sebuah perguruan tinggi yang berkedudukan di Jakarta, Indonesia.[2] Institut ini khusus mengajarkan bidang-bidang seni yang meliputi seni rupa, seni peran, dan perfilman. Kali pertama, lembaga ini bernama LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) yang didirikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, dan diresmikan pada pada tanggal 25 Juni 1976 oleh Presiden Suharto
Logo Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Sejarah Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
1970 – SEKARANG, Berawal dari beberapa tahun sebelum 1970, Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1966-1977), Ali Sadikin –yang akrab dipanggil ‘Bang Ali’– melihat bahwa metropolitan internasional seperti Jakarta membutuhkan fasilitas dan infrastruktur budaya. Menurutnya Jakarta akan menjadi tempat yang kering dan miskin budaya bila tidak ada kehidupan dan pendidikan seni.
Pertemuannya bersama para tokoh seniman senior Indonesia saat itu melahirkan gagasan atas keberadaan sebuah wadah seni yang terpusat.
Setelah Gubernur mendirikan Pusat Kesenian Jakarta bernama Taman Ismail Marzuki (1968) serta membentuk Akademi Jakarta sebagai perumus arah perkembangan seni dan Dewan Kesenian Jakarta untuk kurasi dan pengaturan program seni yang dipentaskan dan dipamerkan, maka pada tanggal 26 Juni 1970,
Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mendirikan Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) di Pusat Kesenian Jakarta – Taman Ismail Marzuki, Cikini. Sebuah lahan luas bekas tempat kediaman pelukis Raden Saleh (1811-1880) yang semula merupakan Kebun Binatang Cikini berganti rupa menjadi wadah terpusat para seniman berkarya melalui pelatihan, pembelajaran dan apresiasi seni.
Seluruh warga Jakarta akhirnya dapat menikmatinya di satu kawasan terpadu di pusat kota.
Program pendidikan yang bersifat sanggar tersebut tak lama kemudian berkembang dan LPKJ berganti nama menjadi Institut Kesenian Jakarta (1980).
Program studi pun mengikuti kebutuhan zaman dari masa ke masa. Hingga detik ini berbagai program studi telah terangkum dalam tiga Fakultas, yakni: Fakultas Film dan Televisi (FFTV), Fakultas Seni Rupa (FSR), Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) serta ditambah dengan Sekolah Pascasarjana.
Sekarang ini pengelolaan IKJ diserahkan kepada Yayasan Seni Budaya Jakarta (YSBJ). Sejak didirikan pada tahun 1970, IKJ kini di Tahun Emas terbukti berperan penting dalam melahirkan seniman, aktor, perupa, desainer, musisi, animator, koreografer, sineas, kritikus seni, kurator, budayawan dan berbagai tenaga profesional seni yang menghidupkan kegiatan budaya,
kegiatan sosial dan kegiatan industri tak hanya Jakarta, namun juga secara nasional hingga ke panggung dunia.
Jurusan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Fakultas
- Fakultas Seni Rupa ( FSR )
– Program Studi Seni Murni (jenjang S1)
– Program Studi Seni Kriya (jenjang S1)
– Jurusan Desain (jenjang S1) - Fakultas Seni Pertunjukan ( FSP )
– Seni Teater
– Seni Tari
– Seni Musik
– Etnomusikologi - Fakultas Film dan Televisi ( FFTV )
– Film (jenjang D3 & S1)
– Televisi (jenjang D3 & S1)
– Fotografi
Visi dan Misi Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Visi:
Menjadi perguruan tinggi seni yang bermartabat di bidang seni urban dan industri budaya dan kompetitif di tingkat nasional dan global pada tahun 2045.
Misi:
- Melaksanakan tridharma perguruan tinggi yang bermutu untuk kemajuan seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta untuk kemaslahatan masyarakat.
- Menghasilkan lulusan yang mandiri dan kompetitif di tingkat nasional dan global.
- Menciptakan dan mengembangkan karya seni urban dan industri budaya untuk kemakmuran bangsa.
Kampus
Institut Kesenian Jakarta (IKJ) merupakan perguruan tinggi seni satu-satunya yang berada di jantung ibukota Jakarta, Indonesia, sejak kelahirannya di tahun 1970.
Secara akademik, IKJ telah mampu menjadi pelopor perkembangan seni dan industri seni di Indonesia serta manca negara dengan menjadi pusat pemikiran, perkembangan dan pertumbuhan seni tradisi –tak hanya Betawi, namun mencakup seluruh Nusantara–, juga seni kontemporer di Indonesia.
Setelah melewati usia ‘tahun emas’, separuh abad lebih IKJ kini telah mengukir sejarah sebagai Perguruan Tinggi Seni pertama yang mempunyai semua bidang studi seni dalam satu kampus bersama para pengajar dan alumni yang mumpuni. Berbagai program studi terangkum dalam tiga Fakultas, yakni: Fakultas Film dan Televisi (FFTV), Fakultas Seni Rupa (FSR), Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) serta ditambah dengan Sekolah Pascasarjana.
IKJ dikenal sebagai laboratorium terdepan berskala nasional dalam pengembangan budaya urban di bidang seni rupa, seni pertunjukan, film dan televisi. IKJ telah menghasilkan seniman professional melalui lingkungan belajar intensif yang diciptakan berdasarkan kualitas penciptaan seni tertinggi, eksperimen kreatif, kolaborasi yang erat di antara disiplin ilmu seni, dan sesuai konteks pemahaman sosial dan budaya yang luas.
IKJ juga memiliki letak yang strategis berada dalam Pusat Kesenian dan Budaya Jakarta – Taman Ismail Marzuki yang dimiliki dan didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan meningkatkan ekosistem seni dan budaya Indonesia dan mendorong industri kreatif nasional, sekaligus menjaga nafas keragaman budaya nasional dan internasional.
Selain menghasilkan lulusan yang berperan aktif dalam kehidupan seni urban dan budaya kota, IKJ juga menghasilkan tenaga profesional penggerak perkembangan berbagai industri berbasis kesenian berskala nasional dan menyemarakkan keberagaman budaya internasional dengan tetap memiliki jati diri, kembali ke akar, tangguh dan terus tumbuh.
Baca Juga: