Contoh Mad Wajib Muttasil

Posted on

Pengertian Mad Wajib Muttasil

Mad wajib muttashil adalah huruf mad dan hamzah berada pada satu kata. Disebut mad wajib karena para ulama sepakat membaca panjang lebih dari dua harakat namun berbeda-beda ukurannya.

Disebut muttashil yang artinya bersambung karena mad bertemu hamzah dalam satu kata. Ukuran panjangnya 4-5 harakat.

Yang dimaksud dengan huruf mad adalah apabila fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya’ sukun, dan dhammah diikuti wau sukun. Selain itu ada juga mad yang secara huruf tidak ada mad namun dalam pelafalannya ada mad dan biasanya ditandai dengan fathah berdiri, kasrah berdiri, dan dhammah terbalik

Hukum Bacaan Mad Wajib Muttasil

Hukum bacaan disebut mad wajib muttasil adalah apabila ada mad thobi’i bertemu dengan huruf hamzah ( ء , ئ , ؤ) yaitu dalam satu kalimat. Mad wajib muttasil wajib dibaca dengan panjang 2 setengah alif atau 5 harakat / ketukan yaitu 5 kali panjang bacaan mad thobi’i.

Cara Membaca Mad Wajib Muttasil

Membaca mad wajib muttasil yaitu dengan memanjangkan bacaan sebanyak 6 ketukan (harakat) dan tidak bisa ditawar lagi. Di dalam Al Quran, tanda dari hukum mad wajib muttasil adalah terdapat garis yang melengkung dan tebal dan terlihat mirip seperti dengan gambar pedang.
Tanda ini terletak diatas dari huruf Mad Thobi’i ataupun terletak di antara huruf hijaiyah mad thobi’i dan huruf hamzah.

Contoh Mad Wajib Muttashil

contoh mad wajib muttasil

Salah satu dari aturan ketika membaca Al-Qur’an adalah adanya bacaan yang dibaca pendek dan panjang. Bacaan yang pendek yaitu bacaan yang cukup dengan satu ketukan. Sedangkan bacaan panjang harus dibaca minimal dua ketukan. Bacaan penjang disebut dengan mad dan salah satunya adalah mad wajib muttashil yang termasuk mad far’i.

Perlu pembaca ketahui bahwa mad wajib muttashil yang saya jelaskan pada artikel ini adalah berdasarkan qiraat riwayat hafsh dari thariqah asy-syathibiyah.

Dalam ilmu tajwid mad wajib muttashil didefinisikan:

أَنْ يَكُوْنَ الْمَدُّ وَالْهَمْزَةُ فِي كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ

Mad wajib muttashil adalah apabila mad dan hamzah berada pada satu kata.

Contoh mad wajib muttashil:

اَلْمَلَائِكَةُ – سُوْءُ – شَآءَ – يُرَاءُوْنَ – وَجِيْءَ

Apabila diperhatikan pada contoh-contoh di atas, hamzah yang terdapat pada mad wajib muttashil disebut hamzah.

Perlu diketahui bahwa tanda alis atau coret panjang bukanlah merupakan bagian dari tanda mad wajib muttashil. Jadi walaupun tidak ada tanda alis maka jika ada mad bertemu hamzah haruslah dibaca panjang.

Terus untuk apa tanda alis tersebut? Tanda tersebut untuk memudahkan para pembaca khususnya yang belum menguasai teori ilmu tajwid.

Ukuran panjangnya 4-5 harakat baik ketika washal maupun waqaf namun yang lebih diutamakan 4 harakat. Boleh juga dibaca sampai 6 harakat jika terdapat mad wajib muttashil diujung kata dan dibaca waqaf. Contoh:

حُنَفَآءَ – السَّمَآءِ

Contoh ayat yang terdapat mad wajib muttashil:

  • Al-Baqarah 5

أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

  • Al-Baqarah 6

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

  • Al-Baqarah 22

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً

  • An-Naba’ 1

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ

  • An-Naba’ 14

وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا

  • An-Naba’ 19

وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا

  • An-Naziat 27

أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا

  • Al-Bayyinah 8

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ…

  • Al-Ma’un 6

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

  • An-Nashr 1

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

Contoh lainnya ayat yang terdapat mad wajib muttashil

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ

أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى

إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
5/5 - (1 vote)
Hanya Manusia Biasa Yang Selalu Memperbaiki Hati dan Diri